Memilih Dokter Kandungan di Jogja
Setelah beberapa bulan menikah di tahun 2016, Alhamdulillah setelah 3 bulan pernikahan diberi amanah oleh Allah SWT calon buah hati. Setelah menikah, telat sehari langsung buru - buru beli testpack, geli sih kalau diingat. Tapi lihat hasil testpack satu garis, entah kenapa merasa kecewa. Pernah suatu hari setelah haid pertama setelah menikah langsung mendatangi dokter kandungan, ceritanya mau tanya tanya untuk program kehamilan, tapi yang diperoleh nasihat nasihat pelan tapi nylekit dari dokter nya. Dokternya belum mau memeriksa kondisiku ataupun suami, kata dokternya kalau 6 bulan ke depan masih haid, barulah datang kembali untuk konsultasi lebih lanjut. Intinya disuruh sabar dulu, dibanyakin doa tawakal dan usaha 😃
Bulan kedua menikah, malah haid datang lebih cepat karena pada saat itu cukup banyak kegiatan di kantor. Sempat enggak kepikiran soal test kehamilan lagi. Barulah di bulan ketiga, akhir tahun yang cukup banyak kegiatan, sempat suatu ketika ada acara harus menginap di Magelang, seperti biasa memutuskan untuk berangkat bawa kendaraan sendiri, dan seharusnya pada saat itu tanggal haid datang dan memang sebelum berangkat ke Magelang pada saat buang air kecil keluar flek, mikirnya bakalan haid ini. Tetapi selama dua hari di Magelang, haid tak kunjung datang seperti biasa, saat itu masih enggak dipikir. Pulang dari acara di Magelang di susul suami, perjalanan Jogja - Magelang yang cuma satu jam itu merasa sangat melelahkan, sepanjang jalan mengantuk, jadilah di mobil tidur terus. Bahkan sampai hari selanjutnya, Senin pagi di kantor sekitar jam 10 badan sudah engga bisa diajak kompromi, rasanya ngantukkkkk berat. Sampai akhirnya salah satu atasan nyletuk kalau aku hamil. Aku malah engga kepikiran, mikirnya karena capek dari acara di Magelang kemarin.
Pulang kantor sampai rumah rasanya juga masih lemes dan ngantuk. Cerita ke suami, kata suami mungkin kecapekan. Kemudian aku cerita dikira hamil sama atasan, terus jadi ingin beli testpack, tapi suami kurang setuju, katanya ditunggu sekitar satu minggu lagi. Karena beberapa hari di kantor kerjaanku jadi cuma tidur terus, akhirnya aku putuskan beli testpack diam - diam. Malamnya malah engga bisa tidur, sekitar jam 3 kebangun kebelet pipis berat. Lupa kalau sudah siapin testpack, hampir saja itu buru buru keluar semua. Akhirnya aku beranikan diri masukin testpack ke urine yang sudah ditampung. Tunggu 3 menit sambil komat kamit, deg degan luar biasa. Pas buka mata, garisnya duaaa!!!!!!! Antara seneng, terharu dan bingung. Bangunin suami, aku suruh lihat hasilnya, dia ogah ogahan, sambil merem cuma tanya berapa garisnya. Pas aku bilang dua, barulah dia melek langsung senyum senyum sambil ngelus elus perut ❤❤❤
Pagi harinya langsung sepakat mau check ke dokter kandungan dahulu sebelum kasih kabar ke orang tua, biar tau sudah berapa minggu terus harus bagaimana juga. Ternyata mau nentuin dokter kandungan itu maha galau juga ya sist. Searching kesana sini, tanya - tanya ke beberapa teman. Awal mula nama Obgyn yang paling terkenal di Jogja dr, Enny Pamudji, oke searching tempat praktek beliau, ketemu deh, beliau kalau pagi praktek di Rumah Sakit JIH, kalau sore-malam buka praktek di rumah. Tapi setelah baca - baca review, ternyata kalau mau periksa dengan beliau harus daftar minimal 2 minggu sebelum hari yang ditentukan. Oke skip dulu dengan dr. Enny. Kembali searching, akhirnya memutuskan untuk konsul pertama dengan.....:
1. dr. Yasmini Fitriyati, Sp.OG
Hari itu, tanggal 30 November 2016 jam 12 siang telepon ke JIH, daftar untuk konsultasi pertama dengan dokter Yasmini, jadwal praktek beliau dimulai pukul 17.00. Baca - baca review di internet dan kebetulan atasan di kantor ada yang melahirkan dengan beliau, so far reviewnya bagus. Beliau terkenal sabar dan irit bicara kalau kita tidak tanya secara detail. Sore itu tanpa didampingi suami, karena suami masih ada tanggung jawab pekerjaan, aku cukup deg - deg an bertemu dengan obgyn tanpa didampingi suami. Hehehee, lebay ya. Oke akhirnya aku masuk ruangan, perkenalan dengan dokter ditanya seperti hari terakhir haid, hamil yang keberapa, dll.
Sewaktu di usg, masih belum terlihat janinnya, baru kantong rahim yang muncul, dan usia kehamilan saat itu diperkirakan 4 minggu. Agak sedikit kecewa dan bingung juga sih. Dalam hati mikir kok gak keliatan ada janinnya, duh sehat enggak ini 😓
Bener sih kata apa yang diomongin orang - orang, dokter Yasmini irit bicaranya kalau enggak ditanya. Tapi kalau ditanya beliau pasti jawab, tapi ya meskipun enggak panjang lebar. Hehehee..
Dua minggu lagi diminta datang lagi. Ohya untuk biaya periksa pada saat itu aku habis kurang lebih 400 ribu, sudah termasuk biaya cetak usg dan beberapa jenis vitamin.
2. dr. Enny S Pamudji, Sp.OG.
Setelah dari JIH bertemu dengan obgyn sebelumnya, akhirnya aku putuskan hari berikutnya untuk mendaftar via sms di praktek rumah dokter Enny, 2 minggu sebelum jadwal kontrol sudah dapat nomor antrian 17. Oke masih mikirnya nomor kecil. Rasanya tunggu 2 minggu lamaaaa banget, merasa ga sabar ingin lihat bagaimana ada janin di perut. Hehehe.. akhirnya hari jadwal kontrol tiba, diinformasikan dan konfirmasi via sms kalau dokter mulai praktek jam 16.00. Hari itu aku dan suami pulang kerja tepat waktu lansgung meluncur ke rumah praktek dokter Enny. Sudah cukup banyak yang mengantri, tapi ternyata praktek baru dimulai pukul 19.30, dan aku masih nomor antrian 17. Oke rasanya nyesel enggak pulang ke rumah dulu. Akhirnya aku bertemu dengan dokter Enny sekitar pukul 22.00, belum ganti baju kerja, rasanya kusut banget. Tapi cukup senang sih, dokter Enny komunikatif sekali, setiap datang kontrol pasti diberi kertas hvs dan wajib mencatat apa saja yang boleh dan tidak dimakan atau dilakukan selama kehamilan. Trimester awal tidak ada larangan berlebih kecuali makan daging yang dibakar dan makan kerang. Selebihnya wajib banyak makan sayur dan buah serta minum air putih yang banyak. Ohya, dokter Enny menurutku cukup aware dengan berbagai virus yang sering menjadi "pengganggu" ibu hamil. Aku diminta untuk cek lab terutama untuk TORCH. Alhamdulillah hasilnya semua baik. Bahkan untuk CMV aku diminta check ulang untuk IgG dan IgM nya untuk memastikan hasilnya baik.
Biaya periksa dengan dokter Enny untuk praktek di rumah ini sangat terjangkau menurutku, 125ribu untuk biaya dokter dan print usg. Untuk vitamin dengan harga yang bermacam - macam. Aku periksa dengan dokter Enny hingga bulan ke 6, karena untuk melahirkan dengan dokter Enny hanya di JIH, sedangkan untuk budget melahirkan di JIH bagiku masih terlalu tinggi, hehhehee... 😜
3. dr. M. Nurhadi Rahman, Sp.OG.
Di tengah - tengah jadwal rutin periksa dengan dokter Enny, aku sempat mlipir ke dokter Adi, karena pada saat bulan ke empat aku sempat flek cukup banyak. Agak takut langsung deh malam itu memutuskan untuk periksa. Buka - buka jadwal praktek dokter kandungan malam hari, ketemu lah dengan jadwal dokter Adi di RS Hermina. Dokter Adi ini juga banyak reviewnya karena spesialis hypnobirthing, beliau juga sangat ramah dan sabar. Murah senyum lagi. Tapi ya kalau kita enggak tanya, beliau juga irit bicaranya 😄 Dokter Adi ini baru jadi favoritnya para ibu - ibu muda yang sedang hamil 😋 apalagi yang ingin melahirkan normal. Aku periksa dengan dokter Adi di minggu 35 dan 37.
Keputusan terakhir di minggu 35 mau lahiran dengan dokter Adi, tapi kembali mengurungkan niat karena lagi - lagi soal biaya yang cukup tinggi. Kebetulan dokter Adi prakteknya di JIH dan Hermina, sewaktu konsultasi biaya dengan dua rumah sakit tersebut, aku dan suami hanya bisa menelan ludah dulu. Mengingat kami pasangan muda yang belum punya tabungan sebegitu banyak juga untuk biaya melahirkan 😁 setauku dokter Adi ada praktek juga di RS Sardjito juga, tapi mengingat antrian dan bagaiamana ramenya RS Sardjito. Jadi kuputuskan dadah bye bye dulu dengan dokter Adi. Nanti ya dok semoga hamil anak kedua bisa lahiran dengan dokter (yailahhh anak pertama saja belum brojol )
4. dr. Arsy ( Klinik Rachmi)
Pada saat UK masuk di 28 minggu, baca - baca blog beberapa ibu - ibu menyarankan untuk USG 4D bukan untuk melihat wajahnya bagaimana, tetapi lebih ke kelengkapan organ tubuh calon bayi kita. Akhirnya memutuskan ke klinik Rachmi, dengan alasan tidak begitu jauh dari rumah dan juga harganya cukup terjangkau dibanding dengan JIH 😁 awalnya mau periksa ke klinik Indira dengan dr. Phyo, tetapi karena jam yang cukup mepet dengan jam pulang kerja suami, akhirnya memutuskan ke klinik Rachmi. Dokternya kebetulan dapetnya dokter Arsy, ketemu pertama dokternya cantik, supel banget sambil ngajakin becanda. Awalnya usg sepeerti biasa sebelum 4D untuk lihat posisi adek, pas dimulai sesi USG 4D si adek langsung membelakangi dong... hihh gemas deh, dan pada akhirnya gagal deh untuk USG 4D kali ini. Dokter Arsy menyarankan datang 2 minggu ke depan.
5. dr. Edo ( RS Griya Mahardhika )
Saat cerita - cerita dengan seorang teman, disarankan untuk coba USG 4D di RS Griya Mahardhika, biayanya cukup terjangkau juga. Akhirnya setelah 2 minggu dari klinik Rachmi, mendaftar untuk USG 4D tanpa memilih dengan dokter siapapun, yang penting jam nya sesuai. Pertama mencari alamat RS Griya Mahardhika ini cukup bingung, belum pernah tau. Dengar namanya saja juga baru dari teman. Akhirnya ketemu di Jalan Parangtritis, masih dekat dengan ring road. Rumah sakitnya sedikit masuk ke dalam gang, tempatnya bersih tapi sepi menurutku, tapi cukup nyaman untuk suasana tenangnya. Antrian juga sedikit, hanya menunggu kurang lebih setengah jam sudah bertemu dengan dokter Edo. To the point bilang kalau hendak USG 4D, waktu usg cukup lama, dijelasin dan dicari - cari juga wajah adek. Padahal sebenarnya bukan wajah adek intinya, hehehe. Tapi kebetulan wajah adek juga ketutup plasenta. Jadi enggak bisa kelihatan. hihihi.. Akhirnya kembali dikatakan gagal untuk USG 4D kali ini, tapi sudah diinformasikan kalau Inshaa Allah organ tubuh lengkap, tidak kelilit tali pusar juga. Senangnyaaaaaaaa 😄
Sebelum libur lebaran, aku juga kembali periksa dengan dokter Edo, karena sudah banyak dokter yang libur praktek.
Untuk biaya USG 4D di klinik mahardhika saat itu aku tanyakan sekitar 300 ribu tanpa cetak. Kalau dengan cetak tambah kurang lebih 50 ribu.
Nah demikian beberapa review dokter kandungan yang aku temui di Jogja ini, mungkin beberapa teman ada yang mencari - cari. Semoga bermanfaat! Selanjutnya Inshaa Allah akan menuliskan juga bagaimana proses kelahiran anak kami nanti, semoga tidak kelupaan. Hehehe...
Hingga hari ini memasuki UK 38 minggu barulah aku dan suami mengambil keputusan hendak melahirkan dimana. Beberapa rekayasa keadaan sudah kami siapkan, karena memang kami hendak memanfaatkan jaminan kesehatan yang sudah kami punya. Memang banyak dapat protes ataupun masukan dari berbagai pihak. Tapi Inshaa Allah kami mantap dengan pilihan kami. Kami hanya bisa berdoa dan pasrah kepada Allah SWT. Bismillah semoga kami adek lahir dengan selamat, dan begitupun ibunya. Sudah tidak sabar lagi menunggu buah hati kami lahir 😍
Bulan kedua menikah, malah haid datang lebih cepat karena pada saat itu cukup banyak kegiatan di kantor. Sempat enggak kepikiran soal test kehamilan lagi. Barulah di bulan ketiga, akhir tahun yang cukup banyak kegiatan, sempat suatu ketika ada acara harus menginap di Magelang, seperti biasa memutuskan untuk berangkat bawa kendaraan sendiri, dan seharusnya pada saat itu tanggal haid datang dan memang sebelum berangkat ke Magelang pada saat buang air kecil keluar flek, mikirnya bakalan haid ini. Tetapi selama dua hari di Magelang, haid tak kunjung datang seperti biasa, saat itu masih enggak dipikir. Pulang dari acara di Magelang di susul suami, perjalanan Jogja - Magelang yang cuma satu jam itu merasa sangat melelahkan, sepanjang jalan mengantuk, jadilah di mobil tidur terus. Bahkan sampai hari selanjutnya, Senin pagi di kantor sekitar jam 10 badan sudah engga bisa diajak kompromi, rasanya ngantukkkkk berat. Sampai akhirnya salah satu atasan nyletuk kalau aku hamil. Aku malah engga kepikiran, mikirnya karena capek dari acara di Magelang kemarin.
Pulang kantor sampai rumah rasanya juga masih lemes dan ngantuk. Cerita ke suami, kata suami mungkin kecapekan. Kemudian aku cerita dikira hamil sama atasan, terus jadi ingin beli testpack, tapi suami kurang setuju, katanya ditunggu sekitar satu minggu lagi. Karena beberapa hari di kantor kerjaanku jadi cuma tidur terus, akhirnya aku putuskan beli testpack diam - diam. Malamnya malah engga bisa tidur, sekitar jam 3 kebangun kebelet pipis berat. Lupa kalau sudah siapin testpack, hampir saja itu buru buru keluar semua. Akhirnya aku beranikan diri masukin testpack ke urine yang sudah ditampung. Tunggu 3 menit sambil komat kamit, deg degan luar biasa. Pas buka mata, garisnya duaaa!!!!!!! Antara seneng, terharu dan bingung. Bangunin suami, aku suruh lihat hasilnya, dia ogah ogahan, sambil merem cuma tanya berapa garisnya. Pas aku bilang dua, barulah dia melek langsung senyum senyum sambil ngelus elus perut ❤❤❤
Pagi harinya langsung sepakat mau check ke dokter kandungan dahulu sebelum kasih kabar ke orang tua, biar tau sudah berapa minggu terus harus bagaimana juga. Ternyata mau nentuin dokter kandungan itu maha galau juga ya sist. Searching kesana sini, tanya - tanya ke beberapa teman. Awal mula nama Obgyn yang paling terkenal di Jogja dr, Enny Pamudji, oke searching tempat praktek beliau, ketemu deh, beliau kalau pagi praktek di Rumah Sakit JIH, kalau sore-malam buka praktek di rumah. Tapi setelah baca - baca review, ternyata kalau mau periksa dengan beliau harus daftar minimal 2 minggu sebelum hari yang ditentukan. Oke skip dulu dengan dr. Enny. Kembali searching, akhirnya memutuskan untuk konsul pertama dengan.....:
1. dr. Yasmini Fitriyati, Sp.OG
Hari itu, tanggal 30 November 2016 jam 12 siang telepon ke JIH, daftar untuk konsultasi pertama dengan dokter Yasmini, jadwal praktek beliau dimulai pukul 17.00. Baca - baca review di internet dan kebetulan atasan di kantor ada yang melahirkan dengan beliau, so far reviewnya bagus. Beliau terkenal sabar dan irit bicara kalau kita tidak tanya secara detail. Sore itu tanpa didampingi suami, karena suami masih ada tanggung jawab pekerjaan, aku cukup deg - deg an bertemu dengan obgyn tanpa didampingi suami. Hehehee, lebay ya. Oke akhirnya aku masuk ruangan, perkenalan dengan dokter ditanya seperti hari terakhir haid, hamil yang keberapa, dll.
Sewaktu di usg, masih belum terlihat janinnya, baru kantong rahim yang muncul, dan usia kehamilan saat itu diperkirakan 4 minggu. Agak sedikit kecewa dan bingung juga sih. Dalam hati mikir kok gak keliatan ada janinnya, duh sehat enggak ini 😓
Bener sih kata apa yang diomongin orang - orang, dokter Yasmini irit bicaranya kalau enggak ditanya. Tapi kalau ditanya beliau pasti jawab, tapi ya meskipun enggak panjang lebar. Hehehee..
Dua minggu lagi diminta datang lagi. Ohya untuk biaya periksa pada saat itu aku habis kurang lebih 400 ribu, sudah termasuk biaya cetak usg dan beberapa jenis vitamin.
2. dr. Enny S Pamudji, Sp.OG.
Setelah dari JIH bertemu dengan obgyn sebelumnya, akhirnya aku putuskan hari berikutnya untuk mendaftar via sms di praktek rumah dokter Enny, 2 minggu sebelum jadwal kontrol sudah dapat nomor antrian 17. Oke masih mikirnya nomor kecil. Rasanya tunggu 2 minggu lamaaaa banget, merasa ga sabar ingin lihat bagaimana ada janin di perut. Hehehe.. akhirnya hari jadwal kontrol tiba, diinformasikan dan konfirmasi via sms kalau dokter mulai praktek jam 16.00. Hari itu aku dan suami pulang kerja tepat waktu lansgung meluncur ke rumah praktek dokter Enny. Sudah cukup banyak yang mengantri, tapi ternyata praktek baru dimulai pukul 19.30, dan aku masih nomor antrian 17. Oke rasanya nyesel enggak pulang ke rumah dulu. Akhirnya aku bertemu dengan dokter Enny sekitar pukul 22.00, belum ganti baju kerja, rasanya kusut banget. Tapi cukup senang sih, dokter Enny komunikatif sekali, setiap datang kontrol pasti diberi kertas hvs dan wajib mencatat apa saja yang boleh dan tidak dimakan atau dilakukan selama kehamilan. Trimester awal tidak ada larangan berlebih kecuali makan daging yang dibakar dan makan kerang. Selebihnya wajib banyak makan sayur dan buah serta minum air putih yang banyak. Ohya, dokter Enny menurutku cukup aware dengan berbagai virus yang sering menjadi "pengganggu" ibu hamil. Aku diminta untuk cek lab terutama untuk TORCH. Alhamdulillah hasilnya semua baik. Bahkan untuk CMV aku diminta check ulang untuk IgG dan IgM nya untuk memastikan hasilnya baik.
Biaya periksa dengan dokter Enny untuk praktek di rumah ini sangat terjangkau menurutku, 125ribu untuk biaya dokter dan print usg. Untuk vitamin dengan harga yang bermacam - macam. Aku periksa dengan dokter Enny hingga bulan ke 6, karena untuk melahirkan dengan dokter Enny hanya di JIH, sedangkan untuk budget melahirkan di JIH bagiku masih terlalu tinggi, hehhehee... 😜
3. dr. M. Nurhadi Rahman, Sp.OG.
Di tengah - tengah jadwal rutin periksa dengan dokter Enny, aku sempat mlipir ke dokter Adi, karena pada saat bulan ke empat aku sempat flek cukup banyak. Agak takut langsung deh malam itu memutuskan untuk periksa. Buka - buka jadwal praktek dokter kandungan malam hari, ketemu lah dengan jadwal dokter Adi di RS Hermina. Dokter Adi ini juga banyak reviewnya karena spesialis hypnobirthing, beliau juga sangat ramah dan sabar. Murah senyum lagi. Tapi ya kalau kita enggak tanya, beliau juga irit bicaranya 😄 Dokter Adi ini baru jadi favoritnya para ibu - ibu muda yang sedang hamil 😋 apalagi yang ingin melahirkan normal. Aku periksa dengan dokter Adi di minggu 35 dan 37.
Keputusan terakhir di minggu 35 mau lahiran dengan dokter Adi, tapi kembali mengurungkan niat karena lagi - lagi soal biaya yang cukup tinggi. Kebetulan dokter Adi prakteknya di JIH dan Hermina, sewaktu konsultasi biaya dengan dua rumah sakit tersebut, aku dan suami hanya bisa menelan ludah dulu. Mengingat kami pasangan muda yang belum punya tabungan sebegitu banyak juga untuk biaya melahirkan 😁 setauku dokter Adi ada praktek juga di RS Sardjito juga, tapi mengingat antrian dan bagaiamana ramenya RS Sardjito. Jadi kuputuskan dadah bye bye dulu dengan dokter Adi. Nanti ya dok semoga hamil anak kedua bisa lahiran dengan dokter (yailahhh anak pertama saja belum brojol )
4. dr. Arsy ( Klinik Rachmi)
Pada saat UK masuk di 28 minggu, baca - baca blog beberapa ibu - ibu menyarankan untuk USG 4D bukan untuk melihat wajahnya bagaimana, tetapi lebih ke kelengkapan organ tubuh calon bayi kita. Akhirnya memutuskan ke klinik Rachmi, dengan alasan tidak begitu jauh dari rumah dan juga harganya cukup terjangkau dibanding dengan JIH 😁 awalnya mau periksa ke klinik Indira dengan dr. Phyo, tetapi karena jam yang cukup mepet dengan jam pulang kerja suami, akhirnya memutuskan ke klinik Rachmi. Dokternya kebetulan dapetnya dokter Arsy, ketemu pertama dokternya cantik, supel banget sambil ngajakin becanda. Awalnya usg sepeerti biasa sebelum 4D untuk lihat posisi adek, pas dimulai sesi USG 4D si adek langsung membelakangi dong... hihh gemas deh, dan pada akhirnya gagal deh untuk USG 4D kali ini. Dokter Arsy menyarankan datang 2 minggu ke depan.
5. dr. Edo ( RS Griya Mahardhika )
Saat cerita - cerita dengan seorang teman, disarankan untuk coba USG 4D di RS Griya Mahardhika, biayanya cukup terjangkau juga. Akhirnya setelah 2 minggu dari klinik Rachmi, mendaftar untuk USG 4D tanpa memilih dengan dokter siapapun, yang penting jam nya sesuai. Pertama mencari alamat RS Griya Mahardhika ini cukup bingung, belum pernah tau. Dengar namanya saja juga baru dari teman. Akhirnya ketemu di Jalan Parangtritis, masih dekat dengan ring road. Rumah sakitnya sedikit masuk ke dalam gang, tempatnya bersih tapi sepi menurutku, tapi cukup nyaman untuk suasana tenangnya. Antrian juga sedikit, hanya menunggu kurang lebih setengah jam sudah bertemu dengan dokter Edo. To the point bilang kalau hendak USG 4D, waktu usg cukup lama, dijelasin dan dicari - cari juga wajah adek. Padahal sebenarnya bukan wajah adek intinya, hehehe. Tapi kebetulan wajah adek juga ketutup plasenta. Jadi enggak bisa kelihatan. hihihi.. Akhirnya kembali dikatakan gagal untuk USG 4D kali ini, tapi sudah diinformasikan kalau Inshaa Allah organ tubuh lengkap, tidak kelilit tali pusar juga. Senangnyaaaaaaaa 😄
Sebelum libur lebaran, aku juga kembali periksa dengan dokter Edo, karena sudah banyak dokter yang libur praktek.
Untuk biaya USG 4D di klinik mahardhika saat itu aku tanyakan sekitar 300 ribu tanpa cetak. Kalau dengan cetak tambah kurang lebih 50 ribu.
Nah demikian beberapa review dokter kandungan yang aku temui di Jogja ini, mungkin beberapa teman ada yang mencari - cari. Semoga bermanfaat! Selanjutnya Inshaa Allah akan menuliskan juga bagaimana proses kelahiran anak kami nanti, semoga tidak kelupaan. Hehehe...
Hingga hari ini memasuki UK 38 minggu barulah aku dan suami mengambil keputusan hendak melahirkan dimana. Beberapa rekayasa keadaan sudah kami siapkan, karena memang kami hendak memanfaatkan jaminan kesehatan yang sudah kami punya. Memang banyak dapat protes ataupun masukan dari berbagai pihak. Tapi Inshaa Allah kami mantap dengan pilihan kami. Kami hanya bisa berdoa dan pasrah kepada Allah SWT. Bismillah semoga kami adek lahir dengan selamat, dan begitupun ibunya. Sudah tidak sabar lagi menunggu buah hati kami lahir 😍
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus